Ternyata Sudah Ada Penelitian Terbaru Tentang ASI di 2016, Lho!

Tahukah Anda bahwa ilmu kedokteran selalu berkembang? Mungkin semua orang tahu bahwa ASI adalah asupan terbaik bayi bayi. Lalu apakah selesai sampai disitu? Tentu tidak. Pengetahuan Anda tentang ASI pun harus terus diperbaharui setiap kali akan menyusui. Seperti seminar laktasi yang saya ikuti beberapa waktu lalu yang menginformasikan bahwa sudah ada penelitian terbaru tentang ASI di 2016. Sebelumnya, penelitian tentang ASI dilakukan di 2013. Jadi apa saja info barunya? Sekalian kita bahas saja secara keseluruhan, yuk! Itung-itung refreshment

Disclaimer: artikel ini dibuat untuk sharing kepada ayah dan ibu lainnya. Harapannya, dapat membuat orang tua lebih semangat memberikan ASI bagi sang buah hati. Dengan mengetahui manfaat, tujuan, dan latar belakangnya, tentu ayah dan ibu lebih termotivasi untuk memberikan ASI. Happy reading!

Breastfeeding, The Benefits
Meski orang tua tahu memberikan ASI itu adalah yang terbaik, faktanya masih banyak lho orang tua yang bingung ketika ditanya, “Memang kenapa ASI yang terbaik?”. Nah, ini jawabannya…

  •           ASI mengandung protein (apalagi saat ibu masih memproduksi kolostrum) yang memberikan antibodi bagi bayi
  •           ASI juga mengandung Fatty Acid yang sangat berguna untuk membentuk AHA DHA (fungsi otak) anak
  •           Proses menyusui memberikan hubungan batin (bonding) yang kuat bagi ibu dan anak, dan akan berdampak pada kecerdasan emosional anak yang lebih baik
  •           Proses menyusui tanpa dibedong dan tanpa sarung tangan/kaki akan membuat bayi mengeksplor sensorik dan motorik mereka
  •           Imun bagi tubuh bayi hanya didapat dari ASI. Usahakan agar bayi meminum ASI sesuai dengan wujud aslinya
Supply dan Penyimpanan ASI Perah (ASIP)
As we know, lancar atau tidaknya ASI salah satu dan utamanya tergantung dari pikiran Ibu. Kondisi yang terjadi saat ini, ada Ibu yang memberikan ASI langsung dan dengan memompanya (baik menggunakan alat maupun dengan tangan). Menyusui langsung jelas menghasilkan supply ASI yang paling banyak karena kenyotan bayi adalah yang terbaik. Tapi seberapa besar sih perbedaannya? Berikut datanya…
No.
Cara Memberi ASI
Jumlah ASI yang Keluar
1
Menyusui langsung
100%
2
Dengan tangan
70-80%
3
Breastpump
50-60%
Sepengalaman saya memerah ASI saat bekerja, beberapa orang tua memilih untuk tidak memompa habis ASI mereka (khususnya di jam jelang pulang kantor) dengan kekhawatiran anak akan kekurangan saat menyusu langsung. Nah, dengan informasi ini, jangan khawatir ya! Masih ada 20-50% ASI lagi kok di payudara.
Lalu bagaimana dengan penyimpanan ASI untuk ASI Perah (ASIP)? Untuk penyimpanan ASIP ini baru ada update terbaru hasil penelitian 2016.Ternyata ASI sebaiknya disimpan di chiller/kulkas bawah hingga maksimal delapan hari. Mengapa? ASIP yang disimpan di freezer akan kehilangan antibodinya. Lalu bagaimana dengan ibu bekerja yang harus menyetok banyak ASI setelah mereka kembali bekerja? Jika ASI yang diperah memang diperuntukkan untuk digunakan setelah kembali bekerja, silakan langsung di simpan di freezer. Hanya antibodi saja yang hilang, sementara manfaat lain tetap ada. Jadi, untuk ibu bekerja yang mau membuat stok ASIP, tidak masalah untuk tetap dilakukan, meskipun ASIP terbaru adalah yang terbaik. Tinggal di mix saja J.
Berikut tahapannya:
  1. ASIP di pompa
  2.  Letakkan ASIP disuhu ruangan terlebih dahulu hingga suhu ASIP dari suam kuku menjadi suhu ruangan
  3.  Penyimpanan:
    1. Simpan di chiller hingga hari ke-8 jika akan dikonsumsi dalam waktu dekat
    2. Simpan di freezer untuk stok ASIP
Berikut informasi mengenai daya tahan ASIP:
No.
ASIP
Daya Tahan
1
Suhu ruangan (tanpa AC)
4 jam
2
Ruangan berAC
6-8 jam
3
Chiller/kulkas bawah
5-8 hari
4
Freezer
3-6 bulan
5
Deep Freezer
6-12 bulan

Donor ASIP, Aman Nggak Sih?Menggunakan donor ASIP menjadi alternatif terbaik bagi orang tua yang tidak bisa menghasilkan ASI atau ASInya kurang sebelum akhirnya diputuskan memberikan susu formula. Tapi donor ASIP memang memiliki risiko transmisi (berpenyakit). Lalu aman tidak? Jika melihat prosedur standar, sebelum mendonorkan ASIP pendonor harus melakukan serangkaian tes. Tapi hal tersebut sulit dilakukan di Indonesia. Jadi, pastikan Anda melakukan pasteurisasi ASIP sebelum anak Anda meminum ASIP donor. Bagaimana caranya?
Pasteurisasi ASIP
  • Flash Heat
    1. Rebus air hingga mendidih, kemudian matikan kompor
    2. Celupkan botol kaca ASIP dan diamkan hingga 30 menit sebelum dikonsumsi

  • Pretoria
    1. Rebus botol kaca ASIP bersama air di atas kompor
    2. Matikan kompor begitu air sedikit mendidih (mulai berbuih)
    3. Rebus air hingga mendidih, kemudian matikan kompor
    4. Celupkan botol kaca ASIP dan diamkan hingga 30 menit sebelum dikonsumsi

Tahukah Anda?

  • 57,8% bayi berisiko bingung puting (nipple preference) jika terlalu dini diberikan botol
  •  Mayoritas orang tua memberikan ASI setelah anak memberikan kode terakhir (menangis). Padahal, anak sudah memberikan kode pertama dan kedua dengan membuka mulut, mengeluarkan lidah, meletakkan tangan di mulut, hingga menunjukkan bahasa tubuh yang gelisah. Coba untuk mengenal petunjuk awal anak meminta susu sebelum ia sudah merasa sangat haus.
  •  Ketika Ibu merasa produksi ASI mereka berkurang, coba untuk melakukan berbagai cara agar produksi dapat kembali bertambah. Ada banyak lho cara meningkatkan kembali supply ASI. Jangan terlalu cepat claim produksi ASI Anda sedikit, be grateful!
  •  Memastikan perlekatan anak saat menyusui sudah tepat, menambah frekuensi menyusui, dan pijat payudara saat Anda memerah (breast compression) dapat meningkatkan supply ASI Anda.
  •  Payudara Ibu baru akan bengkak (mulai memproduksi ASI dengan baik) sekitar 2-3 hari setelah melahirkan dengan proses normal, dan 4-5 hari setelah melahirkan dengan proses sesar.
  •  Cara menyapih yang terbaik adalah dengan proses weaning with love atau berdasarkan kemauan anak. Dengan demikian kita membantu anak dalam proses belajar dan memahami.

Note: Tulisan ini dibuat berdasarkan seminar laktasi yang dilakukan oleh BTPN Parents Club dengan SELASI pada 31 Maret 2017.

Comments

Popular Posts