My closhe, my shoe store.


Percaya dengan mimpi? Harapan? Impian? Dan cita-cita? Kalau tidak, kamu harus baca tulisan saya ini. Karena apa yang kita inginkan dengan tulus, benar-benar dapat dan akan terwujud. Saya mengalaminya.

Waktu kecil saya bercita-cita jadi arsitek. Bagaimana tidak, setiap hari di rumah, saya selalu melihat Ayah asyik menggambar di meja miringnya. Kalau sudah jadi, saya asyik sendiri melihat dan membayangkan denah rumah yang ia buat. Keren!

Tapi saya gagal masuk IPA. Sedih memang, tapi hidup tetap berjalan kan? Entah bagaimana ceritanya, setelah itu saya tidak pernah benar-benar ingin menjadi sesuatu. Saat kuliah, saya selalu dibuat bingung dengan tugas presentasi "cita-cita". Tugasnya memang terlihat sangat mudah. Tapi berubah jadi super susah kalau kita tidak tau mau jadi apa. Terlebih harus di presentasikan dalam bahasa Belanda. Nom nom! :D

Satu-satunya profesi yang menarik saat itu, menjadi anchor. Ya, pembaca berita. Saat ini pun saya bekerja di salah satu tv berita, Metro TV. Tapi sebagai produser, belum Anchor. Ingat ya, belum. :) 



Meski belum jadi anchor, lumayan lah, bisa wawancara Luis Figo.. Lumayan? It's an honor actually!!  

Tapi tanpa saya sadari, sejak saya SMA dulu, saya selalu ingin punya butik sepatu. Bukan keinginan yang ambisius. Keinginan ini bahkan sering kali terlupa. Tapi tiap beli sepatu, saya selalu berkata dalam hati, "someday i'll make mine". Tidak menggebu, tidak ditarget, tidak tidak tidak pokoknya. Mindset saya saat itu, bahkan hingga mimpi ini terwujud, "bekerja adalah karyawan dan kantoran". Hahahaha, standard!

Standard, sampai saya mengganti status BBM saya dengan satu kata, "Bismillahirrahmanirrahiimm..." dan sahabat saya sejak kecil merespon, "Mau lamaran lo ti?". Hahahaha...

Ninet panggilannya. Saat itu ternyata dia baru memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai desain grafis. Tujuannya sih mau wirausaha. Tanpa tedeng aling-aling, saya pun ajak dia untuk wirausaha butik baju dan sepatu. Voila, sore harinya saya langsung ke rumah dia untuk membicarakan ini. Padahal, saya tidak punya apa-apa sehubungan dengan keinginan saya membuka butik sepatu. Baru sebatas ingin!

Where there is a will, there is a way.

Ninet punya teman yang juga wirausaha sepatu. Puri namanya. Ternyata mba Puri menawarkan Ninet untuk mengelola bisnis sepatunya, karena sudah tidak teratasi lagi. Mba puri punya kesibukan lagi di bidan Event Organizer.

Setelah bertemu muka dengan Mba Puri dan Ninet, ternyata dia bukan minta kita mengelola. Tapi mengambil seluruh alat pembuatan sepatu yang Mba Puri punya. Sewa lebih tepatnya. Saya tercengang saat itu. Senyum tidak bisa disembunyikan lagi. Saya benar-benar mau teriak saat Mba Puri bilang, "kamu silakan bikin brand baru dengan alat saya". God, if you were there at that time, i will hug you, for sure!!

Harga sewa yang diberikan tidak mahal. Sangat murah malah. Itu sekedar formalitas agar alat miliknya dijaga dengan baik. Oh ya, Mba Puri tidak sepenuhnya memberikan alat ini. Suatu hari nanti, dia akan kembali ke bisnis sepatunya. Dan tentu saja, saat hari itu tiba, keuntungan bisnis sepatuku sudah cukup untuk membeli alat baru.

Masih ada lagi, mba Puri minta tolong jualin sepatunya yang masih tersisa banyak di rumah. Dia cuma minta harga modal. Itu pun sangat murah. Kemudahan lagi untuk saya meluncurkan online shop, sambil menunggu produk asli saya keluar.

Setelah perteman itu, saya dan Ninet langsung merencanakan semuanya. Ninet yang ahli di bidang desain, urus logo, foto dan editing sepatu, dan desain blog. Sementara saya memilih untuk fokus di bagian promosi dan marketing. Ini juga bagian yang saya suka. Jadi klop! Saya urus semua pembuatan media sosial, strategi pemasaran, dan mengumpulkan semua link yang ada.

Rencananya online shop ini akan diluncurkan 1 April 2012 mendatang. Tapi Tuhan berkehendak lain, belum apa-apa, hari ini saya dak Ninet dikejutkan mba Puri, kalau ada pesanan sepatu dalam jumlah besar. Terima kasih Tuhan!

Nantinya, pasangan kami akan ambil bagian. Suami Ninet, Ancha, akan urus semua yang berhubungan dengan fotografi. Itu memang kerja sampingannya. Sementara pacar saya, Andrie, yang bekerja sebagai akuntan, akan rencanakan semua program keuangan. Ah, lengkap rasanya. :)



Aku dan sepatu "closhe" ku... :)

Memang belum sepenuhnya terwujus sih. Saya juga yakin, dalam perjalanannya akan ada kerikil. Tapi petunjuk awal ini, meyakinkan saya, kalau memang ini jalan dari yang di Atas. Jadi buat kamu yang dalam perjalanan meraih mimpi, satu kata, "yakinlah!"




Ini beberapa contoh sepatunya.. :D

Ini namanya "Top Toe Blue Leopard". Panjang ya? Bodo! hahaha...


Kalo yang ini, Reddish Plaid.. Bagus kan?

Setelah Ninet sibuk foto clear product (tanpa model), akhirnya sampailah kita pada sesi berikutnya... pakai model yang difoto kakinya aja.. :p. Dan ini lah setting tempat alakadarnya versi Kinan dan Ninet.


Hasil lukisan Ninet di tembok yang jadi background


Ini yang namanya Ninet Kania, sahabatku sejak SD


Dan ini salah satu hasilnya... Meuni amatir pisan yeuh...

Peluk hangat,
Kinanti.

Comments

  1. berharap bisa jadi news anchor tapi hingga saat ini belum juga kesampaian bukan berarti tidak ada peluang untuk ke arah itu. karena setiap manusia selalu d'beri kesempatan serta potensi yg sama..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aammiinn... im sure someday ill make it true.. i dont know how, but i know i will... thank you Arsa.. :)

      Delete
  2. Welcome to the blogger world, Kintje..
    And success yaaa untuk bisnis barunyaaa!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya giiee... dibantu ya temennyaa... gimana sih cara follow blog?? hehehe...

      makasiihh.. kamu beli ya sepatu karya akuu... :D

      Delete

Post a Comment

Popular Posts