A Mom Gotta Do What A Mom Gotta Do
Saat ini anakku, Asha, berusia 23 bulan. Di usia ini, saya harus mulai memberitahu dia bahwa ada pilihan enak vs enak, enak vs tidak enak,
dan tidak enak vs tidak enak. Saat mempelajari apa maksudnya, tetiba saya teringat, bahwa sebagai seorang ibu pun, saya harus belajar hal itu lagi dan
lagi.
Sebut saja, rasa kecewa. Rasa kecewa karena kita harus
memilih hal yang tidak kita harapkan, bahkan mungkin tidak kita suka. Ingat
sekali dulu, saat hamil Asha saya sangat mempersiapkan berbagai hal, khususnya
mental, jiwa, dan raga. Apa yang orang tua tahu tentang proses kehamilan,
melahirkan, dan mengasuh Kawa yang dilakukan Andien, itu juga yang saya
pelajari dan saya harapkan terjadi pada Asha. Betapa inginnya saya melahirkan
normal dan alami, sampai di satu titik saya harus menerima kenyataan bahwa
proses lahiran harus dilakukan dengan operasi sesar. Mungkin bagi sebagian ibu,
tidak masalah. Tapi bagi saya saat itu, sedihhhhh sekali. Beberapa hari terus menangis, mencoba mendatangi berbagai dokter lain, dan tetap menunggu hingga 40
minggu meski sudah disarankan sesar.
Saat itu saya lupa, kalau manusia hanya bisa meminta, tidak
bisa menentukan. Kendati saya sudah berhasil membuat Asha berada di posisi
normal dari yang sebelumnya sungsang dan terlilit tali pusar, kendati saya sudah
meminta Asha berkali-kali untuk mencoba menerabas jalur lahir dan dia
melakukannya hingga tulang panggul saya terasa begituuu sakit, tetap saja Allah
yang menentukan bahwa proses lahiran saya memang harus dengan operasi sesar.
Saya lupa bahwa meski di sesar, saya tetap saja telah melakukan proses gentle
birth, karena dilakukan dengan sadar dan persiapan yang matang. Saya lupa kalau
apa yang kita inginkan tidak selamanya yang terbaik. Entah apa yang terjadi
kalau saya bertahan untuk melahirkan normal.
Proses belajar untuk bisa menerima rasa kecewa belum
berakhir sampai disitu. Proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) juga tidak bisa saya
rasakan karena Asha sudah menelan air ketubah sehingga harus segera di
observasi. Entah bagaimana, saya juga tidak berada dalam kondisi yang
benar-benar sadar saat Asha dibawa ke hadapan. Begitu saya benar-benar sadar,
justru suami yang bertanya-tanya kenapa saya bertanya “Asha mana? Aku belum
liat Asha”. Padahal foto bertiga di dalam ruang operasi sudah dilakukan. Saat
itu, kali pertama saya melihat Asha secara sadar adalah melalui kamera. Saya
menangis hebat. Hingga saat ini, saya masih selalu berkaca-kaca saat mengingat
masa itu. But hey, Asha is now a very smart
girl. Why can’t you move on?
Selamat untuk setiap ibu yang berhasil hamil, melahirkan,
dan merawat anak sebagaimana ia harapkan. Tapi Anda yang harus menerima kondisi
berbeda dari cita-cita awal, yakinlah, you’re
still and always a great mom! A mom
gotta do what a mom gotta do. Meski saya tidak bisa melahirkan normal, saya
masih harus melahirkan dan merawat dia… Meski ASI saya mungkin tidak sebanyak
mereka, saya tetap harus berjuang lebih agar dapat mencukupi kebutuhannya. Masih
banyak PR yang harus saya lakukan untuk menjaga dan membesarkan titipan Allah
ini.
Saya harus belajar sebanyak-banyaknya, berusaha semaksimal
mungkin, belajar menerima semua kemungkinan yang ada, dan berjiwa besar saat
harus kecewa.
Sedikit cerita, tulisan ini dibuat saat saya melihat seorang
teman berhasil menjalankan proses lahiran dengan begitu indah sesuai dengan
cita-citanya… Normal, alami, dengan lotus dan water birth di rumah, dilanjutkan dengan
proses IMD, dan ASI yang langsung mengalir deras. Air mata pun seketika menggenang,
teringat bagaimana saya mendambakan proses melahirkan yang kurang lebih sama
(tapi saya tetap berencana melahirkan di Rumah Sakit). Seketika saya
membayangkan betapa sedihnya saya beberapa minggu sebelum proses lahiran saya terjadi,
dan ikut senang karena saya yakin dia sangat berbahagia atas hadiah indah dari
Tuhan yang begitu mulus dan lancar untuk proses ini. Maha Adil Allah…. Tanpa kejadian ini,
mungkin saya masih belum belajar apa arti kecewa dan berjiwa besar. Oiya, teman yang saya maksud bukan Andien ya. Hahahahaha....
Comments
Post a Comment